Kamis, 22 Agustus 2013

GAPOKTAN SAYEKTI MBANGUN PROJO  TERUS BERTEKAD MENINGKATKAN PRODUKSI SAYURAN EKSPOR


Gabungan Kelompoktani sayekti mbangun projo Desa Ketundan yang dimotori oleh ketuanya Suyanto terus bertekad memproduksi sayuran ekspor antara lain kubis, sawi putih, baby boncis , lobak dan lainnya . Pengiriman ekspor untuk baby boncis setiap hari, sedangkan untuk  sayuran lobak 1 minggu 3 kali. Pengiriman ekspor dengan kerjasama dengan BSL ( Bumi Sari Lestari ) yang bermarkas di Soropadan Temanggung Jawa Tengah. Tekad Gapoktan untuk terus melakukan ekspor sayuran telah menggandeng dinas instansi dalam rangka untuk memperbaiki kualitas produksi antara lain dengan Distanbunhut Kabupaten Magelang, BPPKP Kab. Magelang , Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prop Jawa Tengah. 
Kegiatan yang dilakukan dengan kerjasama tersebut adalah sekolah lapangan cabai ekspor, Rumah paking ( Paching Hause ) dan SL baby boncis dengan BPTPH Prop Jawa Tengah. Rumah Paking sedang dalam proses pembangunan  70%,  setelah jadi para petani produsen yang telah tergabung dalam kelompok tani membawa hasilnya dan dilakukan pasca panen dan paking dirumah ini. Produk yang telah dipaking selanjut dibawa oleh BSL ke  Singapura. Eskpor andalannya adalah baby boncis dan lobak. 
Berapa kilo baby boncis diekspor tiap harinya ???, Ketua Gapoktan Suyanto mengatakan tiap hari 250 kg tiap harinya dan terus ditingkatkan  dengan menambah petani dan luas lahannya sementara lobak ditarget 2 ton per minggu. Permintaan dari Negara tujuan terus bertambah. Menurut pengalamannya dengan kerjasama untuk ekspor petani merasa lebih untung. Boncis baby dihargai Rp 9.000,- tiap kilonya dan petik setiap hari. Dengan adanya budidaya boncis baby  ibu ibu tani  merasa senang karena tiap hari dapat memanen boncis dan selalu  mendapatkan pekerjaan. Upah petik perkilogram dan seleksi dan sortir diberi upah Rp 2500,-per kilogram. Disisi lain para petani Desa Ketundan merasa senang setelah diperkenalkan adanya boncis perancis. Sayuran ini tidak butuh lanjaran dan bersifat quick yielding atau cepat panen . Umur 35 hari sudah mulai petik dan masa petiknya hingga 40 kali. Selain boncis baby lobak merupakan komoditas baru yang disenangi oleh petani umbi lobak tiap kilonya dihargai  Rp 1500,-/ kilogram . Umur panen 45 hingga 90 hari. Tiap hektar  mampu memproduksi 40 ton umbi lobak segar. Tekad gapoktan akan melebarkan usahanya tidak hanya ekspor sayuran dan ternak sapi,
tetapi juga akan berusaha mensuplai produk sayuran ke super market. Pelatihan bagi anggota termasuk ibu ibu tani terus berlangsung baik melalui sekolah lapang maupun pengiriman tenaga ke lembaga lembaga diklat ( prj )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


web stats